Tak lengkap jika berwisata ke Beijing
tidak mengunjungi Masjid terbesar dan tertua di ibukota negara Republik Rakyat
China, yakni masjid Niujie. Masjid yang dibangun pada tahun 996 pada masa
Dinasti Liao ini berada di kawasan muslim terbesar di Beijing, China di distrik
Xuanwu.
Masjid Niujie awalnya dibangun oleh Nasuruddin, putra seorang imam Arab yang datang ke China
untuk menyebarkan
agama Islam. Pada tahun 1215 Masjid ini pernah dihancurkan oleh tentara Jengish
Khan (Mongol), kemudian dibangun kembali pada tahun 1443 pada zaman Dinasti
Ming dan secara signifikan diperluas pada era Dinasti Qing tahun 1696.
di redaksi Pariwisata Koran Kedaulatan Rakyat, Ahad, 28 Juli 2013
Pada masa Dinasti Qing, kawasan Niujie
dikenal sebagai pusat pasar daging sapi dan kambing halal, bahkan sampai
sekarang. Nama sebenarnya dari masjid ini adalah Lǐbàisì, yang diberikan oleh Kaisar pada tahun 1474. Masjid ini
terletak di Jalan Sapi (Niu berarti
Sapi, dan Jie berarti Jalan), masjid
ini disebut Niujie.
Masjid Niujie memiliki area lebih dari 6000 meter persegi,
dengan arsitektur perpaduan Arab dan China. Bentuk atap mirip kuil China kuno dan
bangunan dengan warna dominan merah yang dihiasi kaligrafi Arab. Bangunan inti
adalah prayer hall (ruangan untuk
sholat); menara; makam; tempat wudhu dan toilet; aula; ruangan kelas; dan toko.
Ruang sholat merupakan ruangan utama untuk sholat berjama’ah laki-laki.
Untuk jama’ah perempuan ada di ruangan
tersendiri yang dibangun pada tahun 1922 dan diperbaiki pada tahun 2005-2006. Di
ruang sholat ini terletak beberapa kursi dan meja yang digunakan untuk sholat
jama’ah usia tua yang tidak kuat sholat sambil berdiri. 2 buah menara setinggi
sekitar 10 meter terletak di depan serambi ruang sholat.
Zaman dahulu menara ini digunakan untuk
mengumandangkan adzan, saat ini digunakan untuk mengamati posisi bulan dalam
penentuan waktu puasa bulan Ramadhan. Makam yang berada di sebelah kanan
merupakan makam dari 2 Syaikh/Ulama dari Arab, pengajar masjid Niujie yang
meninggal pada tahun 1280 dan 1283.
Selesai mengunjungi Masjid Niujie,
wisatawan dapat berbelanja di supermarket Niujie yang ada di depan masjid. Di
sini menjual bermacam-macam kebutuhan rumah tangga muslim, dari kebutuhan
pokok/hidup sampai perlengkapan muslim. Di sini wisatawan juga dapat memperoleh
makanan halal khas China untuk oleh-oleh.
Supermarket Niujie juga merupakan toko
favorit mahasiswa muslim Indonesia berbelanja daging halal. Jika merasa lapar
setelah berbelanja, dapat mencoba makan di gerai makan yang ada di lantai atas
(lantai 2). Bermacam-macam makanan China halal ada di gerai ini, dengan harga terjangkau.
Belum puas juga wisata kuliner, dapat
mencoba menu daging domba khas Niujie di restoran muslim yang juga ada di depan
Masjid. Bermacam-macam olahan daging domba ada di restoran ini, dan tersaji
dengan hot pot. Salah satu menu
favorit saya adalah sate domba (yang rou
chuar) dengan tusukan dari logam, lumayan mengobati rasa kangen sate
klathak ‘Jejeran’, Bantul.
Restoran ini juga menjual mie lamian
khas China yang fresh, mie langsung
dibuat begitu ada pesanan. Dijamin sangat kenyang, karena mie lamian disajikan
dalam porsi jumbo untuk ukuran orang Indonesia, seukuran 2 mangkuk mie ayam.
Sungguh kawasan wisata ruhani dan kuliner yang sangat sayang untuk
ditinggalkan!!