Senin, 09 Oktober 2023

WISATA HIJAU

 

Wisata hijau atau wisata berkelanjutan akan menjadi tren pengembangan wisata ke depan. Wisata hijau juga menjadi tema hari pariwisata dunia (World Tourism Day/WTD) pada 27 September 2023 yakni, ‘Tourism and Green Investments, Investing in People, Planet and Prosperity’. ‘Investasi hijau dan ramah lingkungan, investasi manusia, bumi, dan kesejahteraan’ menjadi tema besar WTD yang berlangsung selama dua hari pada 27-28 September di kota Riyadh, Arab Saudi dengan sejumlah agenda pertemuan tingkat tinggi.


Analisis Koran Kedaulatan Rakyat hari Senin, 9 Oktober 2023

Pertemuan para delegasi sedunia selain akan membahas tentang pariwisata dan investasi ramah lingkungan, juga membahas tema pariwisata untuk masyarakat, kesejahteraan, dan antarbudaya. WTD kemudian oleh Dinas Pariwisata DIY diadopsi dan dikontektualisasi sebagai Jogja Tourism Day (JTD) yang mengangkat tema Jogja “For People, For Planet, For Prosperity”.

JTD merupakan representasi kerjasama pentahelix dalam lingkup lintas wilayah (4 Kabupaten dan 1 Kota di DIY). Tema besar pariwisata berkualitas dan berkelanjutan sesungguhnya telah masuk dalam rencana kebijakan kepariwisataan DIY periode 2022-2027. Tema ini juga dimasukkan dalam pengembangan desa wisata di DIY. Ada beberapa poin dalam pengembangan desa wisata berkelanjutan.

Pertama adalah Keberlanjutan Lingkungan, yakni desa wisata yang bertanggung jawab akan memprioritaskan praktik pariwisata ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah, dan konservasi alam. Kedua Pemberdayaan Masyarakat, yakni memberdayakan masyarakat dengan memberikan peluang dan lapangan kerja, mendukung UMKM, dan meningkatkan pendapatan warga melalui pariwisata yang bertanggung jawab.

Ketiga Pelestarian Warisan Budaya. Desa wisata yang memiliki potensi budaya yang unik seperti seni tradisi, kerajinan tangan, adat-istiadat dan seni lokal harus dilestarikan dan dipromosikan menjadi atraksi wisata. Keempat Edukasi Pariwisata Bertanggungjawab, yakni desa wisata dapat menjadi pusat Pendidikan untuk masyarakat tentang praktik wisata yang bertanggungjawab. Desa wisata menyediakan informasi kepada pengunjung tentang cara menjaga lingkungan, menghormati budaya lokal, dan berkontribusi positif pada masyarakat yang mereka kunjungi.

Kelima Kolaborasi, yakni pentingnya kerja sama dalam promosi pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Desa wisata menjadi bagian dari pentahelix dan organisasi internasional untuk menjaga keberlanjutan pariwisata global. Untuk DIY sendiri saat ini ada 6 desa wisata yang telah memperoleh sertifikasi desa wisata berkelanjutan, yakni desa wisata Jatimulyo, Kulon Progo; desa wisata Pentingsari, Sleman; desa wisata Nglanggeran, Gunung Kidul dan desa wisata Kebonagung, Mangunan, dan Wukirsari Bantul.

Keenam desa wisata tersebut memiliki potensi wisata hijau berkualitas (Green Quality Tourism), seperti desa wisata Jatimulyo dengan wisata burung liar di alam sehingga terkenal dengan brand Desa Ramah Burung. Desa wisata Nglanggeran dengan ekowisata Geopark Gunung Api Purba bahkan berhasil masuk menjadi desa wisata tingkat dunia versi UNWTO (United National World Tourism Organization).

Untuk desa wisata Kebonagung mempertahankan warisan budaya di Imogiri serta paket wisata jelajah alam dan budaya Sungai Oya. Paket wisata ini banyak digemari wisatawan mancanegara dari Eropa, karena pengunjung diajak menikmati alam baik dengan jalan kaki (trekking) maupun sepeda dan kano susur Sungai Oya. Ada 3 pilar yang harus ada dalam wisata hijau, yakni perlindungan Ekologi, Edukasi pengunjung, dan nilai Ekonomi.

Perlindungan ekologi adalah nilai konservasi atau pelestarian alam, meminimalkan kerusakan alam. Edukasi pengunjung berupa pembelajaran bagi pengunjung untuk mencintai bumi tempat dia hidup. Nilai ekonomi adalah pariwisata harus dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Output pariwisata adalah ‘cuan’ atau uang.

Hal menarik Jogja Tourism Day menyambut World Tourism Day dipusatkan di pantai Glagah, kalurahan Glagah pada tanggal 27 September 2023. Glagah adalah contoh kebangkitan desa wisata yang terimbas pembangunan bandara udara. Dengan menggunakan BKK Desa Mandiri Budaya (DMB), kalurahan Glagah fokus pada wisata hijau untuk membangkitkan potensi pariwisatanya. Tidak hanya potensi wisata alam pantai yang digarap kalurahan Glagah.

Potensi lain seperti perikanan dan pertanian organik yang setahun ini dikerjakan menggunakan BKK DMB sudah mulai menghasilkan dan mampu menyerap tenaga kerja lokal. Kedepannya akan dipadukan menjadi paket wisata hijau Glagah, yang dihadapannya ada pintu masuk wisatawan, yakni bandara YIA. Semoga event JTD mampu penjadi pembukanya.


Yogyakarta, 22 September 2023

Ttd

Arif Sulfiantono, M.Agr., M.S.I.

Pendamping Desa Mandiri Budaya DIY & Dosen Praktisi Prodi Bisnis Perjalanan Wisata Sekolah Vokasi UGM