tulisan ini merupakan tulisan lama (tahun 2006) yang masih bisa diambil manfaatnya, terutama yang ingin pemuda-remaja masjid bangkit ..
”Piye akh? Kok
situsnya sepi? Yang masukkan tulisan dan login cuma itu-itu aja.” tanya saya
pada akh Sunu pas online bareng di sebuah fakultas UGM.
”Ya itu akh,
memang sulit ngopeni situs. Apalagi belum terbiasanya remaja masjid yang
berinteraksi dengan dunia maya ini.” kata akh Sunu.
”Saya udah tanya
ke kang Budi yang aktif online di islamdotnet.com, kok situs mereka bisa ramai,
bahkan yang ikut banyak dari luar negeri.” Kata akh Sunu lagi.
”Wah, kalau
dibiarkan seperti ini terus, gimana kita mo ngalahkan Bush?” Jawab saya.
”Gampang kalau
ingin situs kita rame.” Kata kang Budi. ”Suruh anggota FSRMY ’tuk mbuka situs
ini 1 jam tiap harinya. Dijamin pasti ramai.”
Itulah beberapa
diskusi saya dengan akh Sunu dan kang Budi, baik lewat chatting atau ngobrol
langsung di angkringan.
Saya jadi ingat
pada tulisan seorang tokoh pendidikan Jogja di Opini koran KR kira-kira 2 bulan
yang lalu. Beliau mengangkat tema tentang akses internet pada mahasiswa dan
dosen perguruan tinggi di dunia. Kita semua tahu kualitas pendidikan pada masa
sekarang juga diukur pada akses internet. Banyak buku dan jurnal yang bebas
kita download untuk gizi ilmu kita. Sudah banyak pula perguruan tinggi favorit
yang mewajibkan mahasiswanya untuk mencari buku atau jurnal di dunia maya ini.
Karena keunggulan dari buku serta jurnal di dunia maya ini adalah hampir selalu
up to date. Jarang sekali yang terbitan lama, seperti 10-20 tahun lampau.
Termasuk kitab2 ulama, toefl, cara-cara merakit bom, membuat robot tersedia di
dunia ini.
Dari hasil
penelitian sebuah lembaga luar negeri yang meneliti sekitar 3000 perguruan
negeri favorit di dunia diperoleh hasil yang mencengangkan. Negara kita
tercinta tidak ada satupun perguruan tinggi yang masuk di 300 nama urutan
pertama. PT di Meksiko, Chili, Cina, Singapura, masuk di 300 nama ini. Sedang
50 urutan pertama dihuni 45 PT di negaranya Bush, 5 lain dari Eropa dan Canada.
Saya jadi
berpikir, wajar jika kita sulit mengalahkan Bush, lha wong keilmuan mereka jauh
di atas kita. Mereka sudah terbiasa berpetualang di dunia persilatan, eh dunia
maya untuk menimba ilmu. Kalau dalam istilah rimba persilatan, mereka sudah
menjadi pendekar-pendekar tak terkalahkan. Bu tek thian tee tayhiap, pendekar
tandingan di langit dan bumi begitu kata Kho Ping Hoo. Kira-kira butuh berapa
tahun lagi ya ummat kita bisa menjadi pendekar dan mengalahkan mereka??
Itu baru di dunia
maya lho....
Di dunia lain,
seperti keilmuan, budaya membaca dan menulis ummat kita sangat lemah. Taufiq
Ismail (penyair terkenal yang dokter hewan itu) pernah menulis di koran, kalau
budaya membaca pelajar Indonesia sangat lemah. Untuk pelajar SMP-SMU di negara
kita, ternyata sangat jarang yang menyisihkan waktu untuk membaca buku non
pelajaran (selain komik) pada tiap bulannya. Tetangga kita Malaysia, pelajar
SMP-SMU mampu membaca sekitar 5 buku non pelajaran tiap bulannya. Negara maju,
seperti Jepang, Amerika, Canada, Eropa mampu membaca 10-15 buku.
Bagaimana dengan
kita yang udah lulus SMU? Udah membaca berapa buku tiap bulannya? Mungkin
anggaran buku kita kalah dengan anggaran pulsa HP... iya kan??
BKPRMI goes to Great Wall, China
Tokoh-tokoh
intelektual muslim kita juga sering kalah jika berdebat dengan kalangan Barat
atau lulusan Barat, seperti JIL; apalagi orientalis. Kelemahan paling mendasar
tokoh-tokoh muslim adalah pada penguasaan metodologi ilmu, sejarah dan
filsafat.
Pas rame-ramenya
poligami kemarin, ada seorang ustadz yang ditanya wartawan TV tentang alasan
poligami. ”Daripada zina, lebih baik poligami.” jawab ustadz tersebut. Coba
pikirkan jawaban tersebut.
Belum lagi dari
remaja atau aktivis yang sekarang lebih suka pada buku-buku pop, tema merah
jambu, daripada buku-buku pemikiran tokoh-tokoh Islam kita, seperti dari zaman
Islam klasik. Akibatnya sangat sering mereka lebih mengedepankan emosi daripada
akal.
Harusnya kita
mulai dari awal lagi belajar Islam. Kita perdalam aqidah, kita amati, pelajari
asbabul nuzul (sebab-sebab turunnya ayat-ayat AL-Qur’an), asbabul wurud
(sebab-sebab turunnya hadis), tafsir, sejarah, tokoh dan karya-karyanya
(seperti muqaddimah-nya ibnu Khaldun, Tahafut Falasafiyah-nya Al-Ghazali dan
balasannya ibnu Rusyd, Tahafut Tahafut). Sudah kita ketahui bersama kalau ayat
Al-Qur’an yang turun pertama kali adalah tentang membaca. Sudahkah kita pelajari
dengan seksama makna dan kandungannya??
Tidak ada alasan
bagi orang yang mendalami ilmu seperti exacta untuk mengkesampingkan ilmu Islam
ini. Karena belajar Islam adalah fardhu ’ain.
Banyak tokoh bidang eksakta yang sukses dengan pemikiran tentang Islam, seperti Muhammad Syahrur
(ahli Fisika) yang mengeluarkan teori batas dalam menafsirkan Al-Qur’an.
HAMKA, yang ahli
sastra mengeluarkan tafsir Al-Azhar. Begitu pula Sayyid Qutb, yang juga ahli
sastra mengeluarkan tafsirnya.
Dalam La Tahzan,
karya Aidh Al-Qarni ada beberapa pandangan ulama tentang keutaman buku.
Al-Jahizh melalui
karya tulisnya berkata:
”Buku adalah
teman duduk yang tidak pernah berbasa-basi dengan Anda. Ia adalah teman sejati
yang tidak pernah memperdaya Anda dan teman pergaulan yang tidak membuat Anda
jenuh. Buku adalah teman penghibur yang tidak membuat Anda bersedih hati. Ia
adalah tetangga yang selalu siap membantu bila diperlukan dan teman yang tidak
ingin mengeluarkan apa yang ada pada Anda dengan cara paksa. Buku tidak pernah
memperlakukan Anda dengan tipudaya, tidak pernah memperdaya Anda dengan sikap
munafiq, dan tidak pernah berdusta terhadap Anda. Buku adalah teman yang bila
Anda memandangnya, ia dapat membentuk karakter Anda, memfasihkan lisan Anda,
dan memperindah jari-jemari Anda. Ia akan mengagungkan kata-kata Anda,
menyenangkan jiwa Anda, dan mengisi dada Anda dengan pengetahuan. Buku akan
menganugerahkan kepada Anda penghormatan orang-orang awam dan persahabatan para
raja. Berteman dengan buku selama sebulan akan menambah pengetahuan Anda
tentang banyak hal yang tidak dapat Anda ketahui melalui lisan para tokoh
selama satu tahun, sedangkan Anda terhindar dari kerugian, terhindar dari
susah-payah pencarian yang menyebabkan Anda menghabiskan waktu lama untuk
belajar, terhindar dari duduk di hadapan orang yang Anda lebih utama
daripadanya dalam hal akhlaq dan keturunan, terhindar dari sekedudukan dengan
orang-orang yang tidak disukai, dan terhindari persaingan dengan orang-orang
kaya.”
Al-Hasan
Al-Lu’lui mengatakan: ”Aku telah menjalani masa 40 tahun tidak pernah tidur
siang, tidak banyak tidur pada malam hari, dan tidak pula bersandar, melainkan
selalu bersama dengan buku yang kuletakkan di atas dadaku.”
Stephen Covey, dalam
7 Habits of Highly Effective People, mengatakan: ”Orang yang tidak pernah
membaca tidak lebih baik daripada orang yang tidak dapat membaca.”
Anthony Robbins, pakar
psycho-cybernetics (otak bawah sadar) dalam bukunya Unlimited Power; mengatakan
bahwa buku adalah sumber informasi dan barang dagangan raja-raja (yang
menguasai dunia) zaman sekarang.
Berkaitan dengan
menulis, Al-Qur’an dalam surat AL-Baqarah ayat 282 mengharuskan kita untuk
menulis.
Napoleon
Bonaparte (jendaral Perancis) mengatakan, ”Tulisan lebih saya takuti daripada
senapan.”
Peter Drucker
(pakar manajemen tingkat dunia) mengatakan bahwa dunia terdiri dari 5 zaman
peradaban manusia: pertama Zaman Berburu dan Mengumpulkan Makanan; kedua, Zaman
Pertanian; ketiga, Zaman Industri; keempat, Zaman Pekerja Informasi/Pengetahuan
sekarang ini, dan akhirnya Zaman Kebijaksanaan kelak.
Sekarang
peradaban memasuki zaman pekerja informasi/pengetahuan, yang menghasilkan
produk sampai lima puluh kali lipat zaman industri. Kemajuan teknologi dan
pengetahuan berkembang dalam hitungan sepersekian detik. Pekerja pengetahuan (knowledge
worker) bekerja fokus, kreatif dan mendongkrak kinerja perusahaan dengan
menggunakan nilai-nilai profesionalisme. Zaman pekerja pengetahuan pada
akhirnya akan mengurangi 90 persen angkatan kerja zaman industri. Saat ini
sudah bukan zaman industri yang membentuk falsafah ”stick and carrot”, yaitu
sistem pengelolaan tenaga kerja yang menganggapnya sebagai keledai, yang harus
dikendalikan dengan hadiah dan hukuman. Pekerja dimotivasi dengan meletakkan
wortel (hadiah) di hadapannya, dan dipacu dengan pukulan tongkat/cambuk
(ketakutan dan hukuman) di belakang.
Ramalan Drucker
ini hampir sama dengan urutan munculnya teori kecerdasan. Munculnya Intelligent
Quotient (IQ) dipelopori oleh Sir Francis Galton yang kemudian disempurnakan
Alfred Binet dan Simon. Kemudian Daniel Goleman memunculkan EQ (Emotional
Quotient), mengatakan bahwa IQ tidak dapat menjamin orang untuk sukses dan
bahagia. Banyak orang-orang kaya yang tidak bahagia hidupnya, bahkan ada yang
mati karena bunuh diri. Dannah Zohar (sarjana fisika dan filsafat serta master
bidang psikologi, agama, dan filsafat) kemudian mempelopori SQ lewat bukunya
yang berjudul Spiritual Intelligence – The Ultimate Intelligence.
Hasil ramalan
Drucker ini bisa kita lihat di sekitar kita. Orang yang menguasai informasi (IT)
biasanya akan lebih mudah sukses. Apalagi ditambah kebijaksanaan untuk
menyongsongnya kelak.
Al-Qashash ayat
77 mengajarkan kepada kita untuk menyeimbangkan antara dunia dan akherat.
Pernah Umar Ibn Khathab memarahi pemuda yang ingin pergi jihad tapi hanya
meminta ongkos ke orang lain. Pemuda itu disuruh bekerja dulu untuk biaya
jihad.
Kembali ke tema
gimana agar meramaikan situs kita, serta menggerakkan remaja masjid agar
terbiasa pada dunia maya. Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan, misal, tiap
biro di FSRMY (ada 4: dakwah, inkov, PPRM, muslimah) harus membuat tulisan tiap
minggunya untuk dipampang di situs FSRMY. Tulisan ini dibuat sesuai tema dari
bironya masing-masing. Misal biro dakwah menulis yang berkaitan dengan dakwah
kampung atau berita-berita dunia Islam terkini; PPRM berkaitan dengan
manajerial; Muslimah berkaitan dengan ke-akhwat-an. Koordinator biro
bertanggung jawab untuk membuat tulisan tiap bulannya. Terserah mau dijadwal
anggota bironya untuk menulis atau ada cara lain. Jadi pada tiap bulannya sudah
ada 4 tulisan dengan tema yang berbeda, tinggal kemauan dan komitmen kita untuk
mau maju.
Terakhir, memang
berat perjuangan untuk terus maju menyongsong ridho Allah. ”Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, tapi di sisi Allah itu baik. Boleh jadi kamu menyukai
sesuatu, tapi di sisi Allah itu buruk. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. ” begitu kata Allah dalam Al-Baqarah ayat 216.
Orang sukses
telah “membangun kebiasaan untuk melakukan hal-hal yang tidak disukai oleh
orang-orang gagal.” Orang-orang sukses juga tidak suka melakukan hal-hal itu,
tetapi mereka mengatasi ketidaksukaan mereka demi terwujudnya tujuan mereka.
”Ya Allah,
masukkanlah aku ke dalam urusan ini dengan cara yang benar, dan keluarkanlah aku
dari urusan ini dengan cara yang benar. Jadikanlah bagiku dari sisi-Mu kekuatan
yang menolong.”
Semoga
bermanfaat. La izzata illaa bil jihad. Sesungguhnya tiada kemuliaan tanpa
sebuah perjuangan.
Patangpuluhan, 25
Desember 2006 pukul 05.30
Ttd
Arif Sulfiantono
(koordinator biro
PPRM tahun 2002-2004, pendiri FSRMY Trainer)