Jumat, 22 Agustus 2025

WISATA RAMAH MUSLIM

 

Indonesia tidak lagi menjadi destinasi favorit wisatawan muslim. Peringkat Indonesia dalam hal destinasi muslim favorit turun dalam penilaian Global Muslim Travel Index (GMTI). Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh lembaga internasional ‘CrescentRating’, Indonesia yang biasanya berada di posisi puncak bersama Malaysia, tahun 2025 ini harus turun ke posisi lima setelah dua tahun berturut-turut posisi teratas.

5 peringkat GMTI tahun 2025 adalah posisi puncak oleh Malaysia, kemudian Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia. Ada lima hal utama yang membentuk pilihan dari wisatawan muslim, mulai dari aplikasi untuk perjalanan halal, peran penting wisatawan muslimah, fasilitas ramah muslim, peningkatan solo traveling, dan liburan digital detox atau tren liburan yang tidak terikat dengan dunia digital (CrescentRating, 2025).


Opini koran Kedaulatan Rakyat tanggal 22 Agustus 2025 halaman 7


Penurunan peringkat yang terjadi mencerminkan jika persaingan wisata ramah muslim di dunia dewasa ini semakin serius dengan banyak upaya signifikan dalam pengembangannya. 4 negara di atas Indonesia tersebut melakukan lompatan signifikan, mencerminkan investasi besar dalam infrastruktur, promosi digital, dan ekosistem halal yang terintegrasi. Sementara untuk lima besar negara non-OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) Singapura berada urutan pertama, disusul United Kingdom; Hong Kong; Taiwan keempat, dan nomor lima Thailand.

Untuk kategori Provinsi di Indonesia, CrescentRating bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI dan Bank Indonesia menyelenggarakan pemeringkatan atau pengukuran melalui IMTI (Indonesia Muslim Travel Index).  IMTI adalah indeks pengukuran kesiapan provinsi yang berkorelasi langsung dengan standar GMTI, sebuah acuan peringkat pariwisata ramah muslim global.


IMTI bertujuan untuk mengukur dan mempromosikan potensi wisata ramah muslim di Indonesia, serta mendorong pengembangan destinasi wisata ramah muslim yang berstandar global.  Untuk tahun 2025 ini ada 15 provinsi yang dinilai, salah satunya adalah DIY. Pengukuran IMTI tahun 2023 DIY menempati nomor 7 setelah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menempati puncak (nomor 1), kemudian Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat kemudian baru DIY di nomor 7.


Untuk pengukuran di tahun 2025 ini baru dilaksanakan pada bulan Agustus ini.  Kriteria IMTI diadaptasi dari model CrescentRating yang diformalkan dalam laporan GMTI. IMTI mengadopsinya menjadi kerangka kerja ACES, yakni kependekan dari Access (kemudahan akses ke destinasi), Communication (komunikasi internal dan eksternal oleh destinasi), Environment (lingkungan di destinasi), Services (layanan yang disediakan oleh destinasi).


Bobot penilaian paling tinggi ada pada layanan (services) destinasi, seperti adanya sertifikat produk halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) atau BPJPH (Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal); fasilitas mushola yang memadai beserta alat perlengkapan sholat dan petunjuk arah kiblat; toilet terpisah pria-wanita dan lain-lain. Tentu layanan ini dibuktikan dengan evidence seperti sertifikat atau foto kondisi atau lokasi.


Untuk destinasi yang diusulkan oleh Pemerintah DIY dalam penilaian IMTI tahun 2025 adalah desa wisata Widosari, kalurahan Ngargosari, kapanewon Samigaluh, Kulon Progo. Widosari dipilih karena wisata unggulannya, yakni kampung ternak kambing sudah memiliki sertifikasi halal. Selain itu juga ada pendampingan dari MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) DIY di komponen penyediaan makanan minuman halal; penyediaan sarana ibadah yang bersih; dan penyediaan fasilitas sanitasi yang bersih dan memadai.

Pendampingan MES DIY ini berdasarkan pada Pedoman Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PDM/5/HK.01.04/MK/2024 tentang Layanan Dasar Pariwisata Ramah Muslim. Pengukuran ini berfungsi sebagai alat strategis untuk mengevaluasi dan meningkatkan daya saing ekosistem pariwisata halal di dalam negeri guna mencapai visi Indonesia sebagai pusat pariwisata halal dunia. Semoga DIY memperoleh hasil terbaik dengan naik peringkat dalam pengukuran IMTI tahun 2025 ini. Aamiiin. 


Yogyakarta, 11 Agustus 2025

Ttd

 

Arif Sulfiantono, M.Agr., M.S.I.

Tim IMTI DIY 2025, Alumni Magister Studi Islam UIN Sunan Kalijaga YK & Dosen Praktisi K3 Wisata Prodi Bisnis Perjalanan Wisata Sekolah Vokasi UGM