Jumat, 26 Desember 2025

WISATA NATARU AMAN NYAMAN

Kegiatan pariwisata pada dasarnya adalah upaya mencari kesenangan, namun potensi bahaya dan kecelakaan akan selalu ada jika aspek keamanan diabaikan. Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) melakukan berbagai langkah strategis untuk menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan, terutama pada periode 15 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026.


Opini Koran Kedaulatan Rakyat hari Jumat, 26 Desember 2025 hlm 7

Penerapan Standar Keselamatan dan Pengelolaan Risiko Kunci utama dari pariwisata yang sukses adalah pengelolaan risiko yang ketat. Pemda DIY mengimbau seluruh pelaku usaha pariwisata untuk menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) serta Standar Usaha Pariwisata Berbasis Risiko sesuai Permenpar Nomor 6 tahun 2025. Selain itu, koordinasi lintas sektor terus diperkuat dengan melibatkan pihak kepolisian, BPBD, BASARNAS, hingga rumah sakit untuk mitigasi bencana dan situasi darurat.

 

Wisata air atau wisata tirta menjadi perhatian serius karena diklasifikasikan sebagai usaha wisata berisiko menengah tinggi. Data menunjukkan kerentanan di sektor ini, di mana pada tahun 2023 tercatat 25 wisatawan meninggal dunia di pantai selatan DIY, dan pada tahun 2024 terdapat 15 kasus kecelakaan air di Bantul.

 

Tragedi terbaru terjadi pada 18 Desember 2025 di Menoreh River Camp, Kulon Progo, di mana seorang remaja tewas tenggelam setelah terjun ke bendungan sedalam 6 meter karena tidak mahir berenang (DetikJogja, 18/12). Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi pengelola dan wisatawan untuk selalu waspada, terutama di area perairan dengan kedalaman ekstrem.

 

Untuk meminimalisir risiko pada wisata tirta, pengelola diwajibkan melakukan langkah-langkah berikut:

• Pemasangan rambu keselamatan dan papan peringatan larangan berenang bagi yang tidak ahli.

• Penyediaan fasilitas keselamatan, seperti penyewaan life vest (jaket pelampung).

• Penyiagaan petugas penyelamat (lifeguard/Balawista) yang memiliki keterampilan sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

• Keberadaan Balawista bukan sekadar pilihan, melainkan keniscayaan yang wajib ada di objek wisata dengan risiko tenggelam. Dinas Pariwisata DIY sudah membentuk Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) untuk mendukung keselamatan wisata tirta, walau jumlahnya masih sangat terbatas.

 

Meski persiapan terus dilakukan, hasil inventarisasi tahun 2025 menunjukkan bahwa mayoritas daya tarik wisata (DTW) masih kekurangan fasilitas keselamatan dasar. Tercatat kurang dari 40% DTW di DIY yang memiliki fasilitas memadai seperti:

• Pos keamanan dan CCTV.

• Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

• Titik kumpul dan jalur evakuasi.

• Fasilitas ramah difabel, termasuk toilet dan jalur pejalan kaki khusus.


Selain fasilitas di lokasi, pemerintah juga menyoroti pentingnya perbaikan aksesibilitas dan integrasi transportasi publik. Pengelola destinasi diharapkan dapat menghitung daya dukung dan daya tampung lokasi guna menghindari penumpukan massa yang berlebihan, yang dapat mengurangi kenyamanan serta berisiko merusak lingkungan.

 

Rekomendasi bagi Wisatawan dan Pengelola Untuk mewujudkan liburan yang aman, pengelola diharapkan terus melakukan latihan rutin bagi personel dan pemetaan wilayah risiko secara berkala. Di sisi lain, wisatawan diharapkan mematuhi seluruh arahan petugas di lapangan dan memperhatikan kondisi fisik serta kemampuan diri sebelum mencoba wahana berisiko tinggi seperti jembatan kaca, arung jeram, atau pendakian gunung.

 

Sebagai gambaran, kesiapan pariwisata DIY ibarat seorang manajer acara besar di sebuah taman luas. Sang manajer sudah menyiapkan daftar periksa keamanan dan tim darurat yang siap siaga. Namun, karena masih ada beberapa jalur yang licin (infrastruktur minim) dan wahana air yang menantang, keberhasilan acara tersebut sangat bergantung pada kepatuhan semua pihak terhadap aturan main dan kesiapsiagaan petugas di setiap sudut wahana untuk memastikan setiap tamu pulang dengan kenangan manis, bukan tragedi.

 


Yogyakarta, 19 Desember 2025

Ttd

 

Arif Sulfiantono, M.Agr., M.S.I.

Balawista DIY & Dosen Praktisi K3 Wisata Prodi Bisnis Perjalanan Wisata Sekolah Vokasi UGM

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar