Jumat, 09 Februari 2018

MENJAGA DARI BENCANA ALAM

Di beberapa wilayah Indonesia hujan dengan intensitas yang lebih lama menimbulkan beberapa banjir dan longsor. Padahal hujan harusnya membawa berkah dan manfaat, karena menyirami bumi dan membawa kesuburan bagi tumbuhan. Tentu ada yang salah dalam pengelolaan alam yang dilakukan manusia.

Cahaya Jumat Tribun Jogja tanggal 9 Februari 2018

Alam menjadi rusak di tangan manusia. Akibatnya tentu kembali kepada manusia. Al Quran telah menggambarkan kebinasaan ummat terdahulu akibat tindakan merusak alam. Semua perbuatan manusia yang dapat merugikan kehidupan manusia merupakan perbuatan dosa dan kemungkaran. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (surat Ar-Ruum: 41)

Contoh kerusakan alam lain adalah wabah Tawon Gung melanda Kabupaten Klaten.  Sudah 2 korban jiwa anak-anak akibat sengat tawon jenis Vespa affinis. Asal-muasal tawon booming dan menjadi ancaman manusia karena gangguan alam. Manusia mengambil pemangsa tawon, seperti burung-burung liar di alam hingga tokek rumah. Padahal satwa tersebut adalah musuh alami serangga. Perannya sangat penting dalam menjaga keseimbangan alam.

Dalam ayat lain di Al-Quran, Allah juga mengecam manusia yang merusak alam. Dia sangat tidak menyukai orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi (Q.S. Al Baqarah, 2:60, 205; Al Araf, 7:56, 85; Al Qashash, 28: 88; Al Syuara, 26: 183 dll)(Muhammad, 2005). Tindakan merusak alam merupakan bentuk kedzaliman dan kebodohan manusia.

Siapa saja yang menyaksikan tindakan perusak alam berkewajiban menghentikannya. Negara sebagai pengawas dan pelindung kelestarian alam berkewajiban menyeret pelakunya ke pengadilan agar dia mempertanggungjawabkan perbuatannya. Manusia sebagai Khalifah fil Ardh (pemimpin di bumi) wajib menjaga kelestarian alam yang manfaatnya juga untuk manusia sendiri.  Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Sudah saatnya manusia meng-evaluasi pengelolaan alam. Kerusakan alam harus cepat diperbaiki, karena sejatinya alam bukan milik manusia. alam semesta adalah milik Allah (QS Al-Baqarah, 2:284). Kepemilikan manusia hanyalah amanat, titipan atas pinjaman yang pada saatnya harus dikembalikan dalam keadaannya seperti semula.

Bahkan manusia yang baik justru akan mengembalikan titipan tersebut dalam keadaan yang lebih baik dari ketika dia menerimanya. Nabi mengatakan: Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik dalam mengembalikan utangnya. Mari kita kembalikan titipan alam kepada anak-cucu kita dalam kondisi yang lebih baik daripada saat ini.

Masjid Soedirman,  Colombo, yogyakarta,  7 Februari 2018 pukul 13.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar