Jumat, 07 September 2012

Catatan Perjalanan Beijing, China (6) : Wastafel Multifungsi


Tiap apartemen mahasiswa International mempunyai 2 kamar kecil, yakti toilet dan kamar mandi. Semua mempunyai wastafel. Untuk yang toilet, mempunyai WC duduk untuk buang air besar atau kecil mempunyai wastafel tepat di depan toilet. Juga ada cermin besar dan kran tegak mirip tempat wudhu di masjid.
          Sedangkan kamar kecilnya satunya memiliki shower dan wastafel juga cermin besar. Rupanya ini untuk mandi, sedang yang ada WC duduknya untuk buang hajat. Semuanya tidak ada ember maupun gayung.
          Bagiku tidak kenal perbedaan antara tempat mandi dan WC, harusnya cukup satu tempat saja. Awalnya setelah dapat kamar, aku mandi memakai shower. Untung sudah buang hajat di toilet depan Office.
Akhirnya setelah mengenal satu malam, dapat ide untuk mengubah toilet yang ada WCnya menjadi tempat mandi sekaligus. Wastafel yang ada di toilet aku manfaatkan sebagai ember. Lubang pembuangan air aku tutup, air aku alirkan. Bisa memilih air dingin, panas, atau hangat.
Untuk gayung, Alhamdulillah dibawakan Tupperware yang semula untuk tempat makan dapat berfungsi sebagai gayung. Akhirnya dapat mandi dengan nyaman dan hemat air. Begitu pula jika pas buang air besar bisa memakai air yang ditampung dalam wastafel. Jaraknya sangat dekat, bisa diraih tangan.
Dapat juga buang air besar sambil cukur kumis, hehehee .. Karena terbiasa buang hajat sambil jongkok, aku jadi tidak bisa duduk saat buang hajat. Akhirnya tetap jongkok, dan MERDEKA!!
Setelah 3 hari, kotak Tupperware itu aku pensiun-kan. Aku ganti dengan bekas botol mineral besar, ukuran 3,5 L yang aku potong setengah. Gayungnya jadi tambah lebih besar, dan lebih mantap.

Wastafel dan WC jaraknya berdekatan

Wastafel juga aku manfaatkan untuk cuci pakaian, maklum selang mesin cuci robek, jadi tidak dipakai. Wastafel diisi air, kemudian diberi sabun Attack, tinggal pakaian dimasukkan ke dalamnya. Cara ini mengingatkanku pada sebuah teman penjaga masjid di Yogyakarta.
Suatu saat pas aku main ke masjidnya, aku pergoki dia baru mencuci dengan memanfaatkan tempat wudhu untuk menaruh pakaian sambil dibilas sabun cuci. Oleh dia, pakaian yang bersabun itu tinggal diinjak-injak dan diucek-ucek sudah bersih. Ternyata cukup efektif dan efisien.
Beijing, 7 September 2012, pukul 19:27 waktu China

2 komentar:

  1. pak Sulfi, Cerita menarik dari Beijing ini nanti bisa jadi buku lho! kita tunggu kelanjutannya...
    Semoga terus lancar dan terus diberi kemudahan oleh Allah SWT.. amin
    Tetap Semangad!

    BalasHapus
  2. Mas Agus= jazakallah khair akh doanya .. Smg ente jg sukses!!

    BalasHapus